Menyalakan Semangat, Menerangi Prestasi: Mahasiswa Elektro Ukir Capaian Gemilang!
Penulis: Michael Jhoncary - 6 Oktober 2025
Menjadi mahasiswa bukan hanya tentang kuliah dan menyelesaikan tugas perkuliahan, Lebih dari itu, masa kuliah adalah ruang untuk mengasah potensi, menguji kemampuan, serta melatih kepemimpinan melalui organisasi. Dua mahasiswa Elektro UPI (Danish (EL'24) & Hussen (EL'23) telah membuktikan bahwa berprestasi di tingkat nasional dapat berjalan seiring dengan kesibukan mereka di himpunan.
Bersama rekan dari Teknik Mesin, mereka tergabung dalam TIM AMEA (Alliance of Mechanical, Electrical, and Agriculture) dalam ajang bergengsi Kompetisi Inovasi Teknologi Nasionel 2025 yang diikuti puluhan tim mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan inovator muda se Indonesia, TIM AMEA berhasil meraih juara 3 dalam perlombaan ini. Kompetisi ini menghadirkan tantangan besar, karena setiap tim harus mempresentasikan sekaligus mendemonstrasikan karya cipta mereka di hadapan dewan juri yang terdiri dari akademisi, praktisi industri, hingga pakar teknologi.
Inovasi yang mereka tawarkan berupa Mesin Roaster Kopi Berbasis Internet of Things (IoT). Mesin ini dirancang untuk menjawab kebutuhan industri pascapanen kopi yang semakin berkembang di Indonesia. Dengan memanfaatkan sensor suhu dan sistem kendali berbasis internet, mesin ini memungkinkan proses penyangraian kopi dilakukan secara lebih efisien, terukur, dan dapat dipantau secara real time melalui perangkat digital. Hasilnya, biji kopi yang disangrai memiliki kualitas yang lebih konsisten, sekaligus memberikan kemudahan bagi petani maupun pelaku UMKM kopi dalam meningkatkan daya saing produk mereka.
Berproses menuju prestasi bukanlah perjalanan yang mulus. Ada banyak kegagalan kecil yangj ustru menjadi guru terbaik dalam setiap trial and eror, mereka dihadapkan pada berbagai kendala—sensor suhu yang tak terbaca, perputaran alat yang tak maksimal, korsleting, heater yang tidak berfungsi optimal, hingga masalah teknis lainnya. Namun, justru dari setiap kesulitan itulah lahir sebuah pembelajaran berharga. Setiap hambatan menjadi batu pijakan untuk melangkah lebih jauh, setiap kegagalan memberi ruang untuk tumbuh lebih kuat.
Tak hanya soal teknis, pengalaman di himpunan menjadi pondasi penting. Di sana mereka belajar berkomunikasi dengan tim, membangun kekompakan, hingga mengasah kemampuan public speaking. Bekal itulah yang membuat
mereka mampu mendemonstrasikan karya dengan percaya diri.
Karya inovatif ini diapresiasi tinggi oleh dewanjuri, bukan hanya karena aspek teknologinya, tetapi juga kebermanfaatan dan potensi implementasinya di masyarakat. TIM AMEA tampil percaya diri dengan menyajikan konsep, desain, hingga demonstrasi langsung mesin yang telah mereka kembangkan.
ELEKTRO!!!
SPEKTRUM SPEKTRUM SPEKTRUM!!!